Hanya Sebatas Harapan
Kau, hanyalah sebatas harapan bagiku
Harapan yang tak pernah terwujud
Harapan yang membuatku sedih seumur hidup
Harapan yang indah untuk dikenang
Kau, hanyalah sebatas harapan bagiku
Harapan yang semu
Harapan yang hampa
Harapan yang mati
Kau, hanyalah mimpi bagiku
Mimpi yang sempurna
Mimpi yang agung
Namun tak pernah menjadi kenyataan
Kau, hanyalah seorang manusia
Namun mengapa kau dapat membuatku seperti ini?
Membuatku mengingatmu di setiap langkah
Membuatku gila akan semua hal tentangmu
Kau, hanya akan membuatku mati pelan-pelan
Dan kau juga hanya akan membuatku sengsara
Aku ingin melupakanmu
Namun bisakah?
Kau, hanya sebagian dari kisah hidup yang harus kuhadapi
Langkahku takkan berhenti padamu
Aku akan terus belari mengejar mimpi
Karena kau, hanya sebatas harapan
Kau, hanyalah sebatas harapan bagiku
Harapan yang tak pernah terwujud
Harapan yang membuatku sedih seumur hidup
Harapan yang indah untuk dikenang
Kau, hanyalah sebatas harapan bagiku
Harapan yang semu
Harapan yang hampa
Harapan yang mati
Kau, hanyalah mimpi bagiku
Mimpi yang sempurna
Mimpi yang agung
Namun tak pernah menjadi kenyataan
Kau, hanyalah seorang manusia
Namun mengapa kau dapat membuatku seperti ini?
Membuatku mengingatmu di setiap langkah
Membuatku gila akan semua hal tentangmu
Kau, hanya akan membuatku mati pelan-pelan
Dan kau juga hanya akan membuatku sengsara
Aku ingin melupakanmu
Namun bisakah?
Kau, hanya sebagian dari kisah hidup yang harus kuhadapi
Langkahku takkan berhenti padamu
Aku akan terus belari mengejar mimpi
Karena kau, hanya sebatas harapan
‘Fadlillah Octa Noviari’
Masa Lalu
Kau memang segalanya
Kau memang sempurna
Namun itu dulu
Saat masa lalu
Kau memang pangeranku
Kau memang pujaanku
Namun itu dulu
Saat kau masih bersamaku
Karena kini, kau telah pergi
Bersama cintaku yang suci
Meninggalkan berjuta perih yang mendalam
Menggoreskan tinta kepedihan
Terima kasih atas segalanya
Atas luka dan perih yang kau beri
Aku memang mencintaimu
Namun itu dulu, hanya masa lalu
Hidup
Aku ingin hidup bersamamu
Aku ingin mati bersamamu
Aku ingin semua bersamamu
Karena aku mencintaimu
Namun sayang,
Kau terlanjur menghancurkan semuanya
Kau musnahkan impian indahku
Dengan mudahnya
Kau adalah hidupku
Kau adalah hembusan nafasku
Kau adalah darah yang mengaliri jiwaku
Kau adalah jantung dan hatiku
Mengapa kau meninggalkanku?
Padahal kau adalah hidupku
Hidup yang selalu hidup Selamanya
Mencoba
Berlari dan terus berlari
Sampai lelah
Mengejar dan terus mengejar
Sampai mati Dapatkah ?
Tidak Aku tak peduli,
Yang penting aku sudah mencoba
Apa kau peduli ?
Tentu saja tidak !
Dan tidak akan pernah
Mencoba Hatiku sudah sekeras batu !
Takkan mencair karena senyumanmu lagi
Takkan rapuh karena airmatamu lagi
Aku telah mencoba !
Maaf Tak bermaksud untuk buatmu terluka
Namun inilah aku
Aku yang telah mencoba pergi darimu
Cahaya itu…
Awalnya gelap
Kemudian redup
Semakin redup
Dan tiba-tiba terang !
Aku ingin Menjadi cahaya
Yang selalu menerangi jiwamu
Yang selalu menerangi hatimu
Aku tak butuh cahaya lain
Yang aku butuhkan hanya kau !
Karena kau adalah
Cahaya itu…
Namun kau redupkan cahaya itu
Lalu gelap Kau gelapkan hatiku
Untuk menggapaimu
Aku tak bisa hidup tanpa cahaya itu !
Tolong terangi lagi !
Karena kau adalah
Cahaya itu…
Semua terlambat
Cahaya itu semakin gelap
Dan tak pernah terang lagi
Tak apa Aku akan menjadi cahaya lain
Bagi orang lain
Karena ternyata kau bukan Cahaya itu…
Kau memang segalanya
Kau memang sempurna
Namun itu dulu
Saat masa lalu
Kau memang pangeranku
Kau memang pujaanku
Namun itu dulu
Saat kau masih bersamaku
Karena kini, kau telah pergi
Bersama cintaku yang suci
Meninggalkan berjuta perih yang mendalam
Menggoreskan tinta kepedihan
Terima kasih atas segalanya
Atas luka dan perih yang kau beri
Aku memang mencintaimu
Namun itu dulu, hanya masa lalu
‘Fadlillah Octa Noviari’
Hidup
Aku ingin hidup bersamamu
Aku ingin mati bersamamu
Aku ingin semua bersamamu
Karena aku mencintaimu
Namun sayang,
Kau terlanjur menghancurkan semuanya
Kau musnahkan impian indahku
Dengan mudahnya
Kau adalah hidupku
Kau adalah hembusan nafasku
Kau adalah darah yang mengaliri jiwaku
Kau adalah jantung dan hatiku
Mengapa kau meninggalkanku?
Padahal kau adalah hidupku
Hidup yang selalu hidup Selamanya
‘Fadlillah Octa Noviari’
Mencoba
Berlari dan terus berlari
Sampai lelah
Mengejar dan terus mengejar
Sampai mati Dapatkah ?
Tidak Aku tak peduli,
Yang penting aku sudah mencoba
Apa kau peduli ?
Tentu saja tidak !
Dan tidak akan pernah
Mencoba Hatiku sudah sekeras batu !
Takkan mencair karena senyumanmu lagi
Takkan rapuh karena airmatamu lagi
Aku telah mencoba !
Maaf Tak bermaksud untuk buatmu terluka
Namun inilah aku
Aku yang telah mencoba pergi darimu
‘Fadlillah Octa Noviari’
Cahaya itu…
Awalnya gelap
Kemudian redup
Semakin redup
Dan tiba-tiba terang !
Aku ingin Menjadi cahaya
Yang selalu menerangi jiwamu
Yang selalu menerangi hatimu
Aku tak butuh cahaya lain
Yang aku butuhkan hanya kau !
Karena kau adalah
Cahaya itu…
Namun kau redupkan cahaya itu
Lalu gelap Kau gelapkan hatiku
Untuk menggapaimu
Aku tak bisa hidup tanpa cahaya itu !
Tolong terangi lagi !
Karena kau adalah
Cahaya itu…
Semua terlambat
Cahaya itu semakin gelap
Dan tak pernah terang lagi
Tak apa Aku akan menjadi cahaya lain
Bagi orang lain
Karena ternyata kau bukan Cahaya itu…
hope you like this :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar