“Aku gak dibolehin kuliah di Jepang sama bokapku.” Katamu.
“Loh kok gitu?”
“Iya, aku disuruh S2 di Australia aja. Emang sih,
universitas di Australia itu lebih baik disbanding di Jepang.”
Australia?!
Aku berdiam diri. Mungkinkah… Di masa depan kita akan terpisah sejauh itu?
“Aku masih pengen S2 di Belanda. Haha jauh ya dari Australia
ke Belanda. Ha-ha-ha…” aku tertawa miris.
Kau hanya menyahut “iya” dan kemudian seperti tidak berpikir
apa pun tentang kalimatku tadi.
“Oh iya, kamu kapan ospek diluar?” tanyaku.
“Yakin mau tahu?”
“Iyalah, kapan?”
“13, 14,15 Oktober.”
Empat belas itu lagi.
“Oh…” sahutku.
“Kita gak bareng (lagi) pas anniv…” katamu, dengan nada
pasrah.
“Iya haha. Gak papa kok……….” Jawabku santai dan tertekan.
“Gak papa. Haha.” Ulangku. Semakin penuh tekanan di kalimat
tadi.
Kau tak memberi tanggapan. I wonder if I could to read your mind…
Jika saja kamu bisa lebih peka…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar