Pernah ada suatu masa, di mana kita berbahagia dengan "kita". Bahagia
yang tak ternilai dan tak mampu disandingkan dengan apa pun. Bahagia
yang hanya kita berdua pahami.
Sayap itu pun mengembang. Sayap tipis dan rapuh, membuat segalanya
terasa utuh. Bahagia kita lengkap sudah. Pada waktu itu, kita terbang
dengan sayap baru kita itu berdua. Dan lagi-lagi, bahagia yang hanya
kita berdua pahami itu muncul.
Kemudian, kita saling merasa lelah untuk terbang, dan memutuskan untuk
berhenti sejenak. Ternyata, tanpa sayap untuk terbang pun, bahagia itu
bisa datang dari mana saja. Kita kembali berbahagia dengan sayap yang
telah ditanggalkan.
Namun, ketika kita ingin terbang lagi, berbahagia berdua lagi, sayap
itu tak dapat lagi digunakan. Kita panik. Aku mematahkan sayapku
untukmu, dan kau mematahkan sayapmu untukku. Sayangnya, kita tetap tak
dapat terbang. Kita justru membuat kemungkinan untuk terbang itu
semakin kecil. Kita terluka, menyimpan patahan sayap masing-masing,
dan tak pernah lagi terbang berdua.
Suatu hari, aku melihat seorang bidadari memberikan sayap baru
untukmu. Kamu pun kembali dapat terbang, namun tak lagi bersamaku.
Seseorang yang lain telah menyempurnakan sayapmu.
Aku tersenyum. Kelak, akan ada juga seseorang yang akan menyempurnakan
sayapku kembali. Aku memeluk patahan sayapku saat bersamamu dulu,
kemudian membiarkan angin menerbangkan sayap itu. Karena menyimpannya
pun tak ada arti. Seseorang di luar sana telah menyiapkan sayap yang
lebih indah untukku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar