Dimana aku?
Terlihat seorang
wanita renta sedang menyirami bunga. Bunga itu berwarna merah. Siapapun yang
melihatnya pasti akan terpesona oleh keindahan warna kelopak bunga itu. Aku pun
mendekati nenek itu.
Belum sampai
aku mendekatinya, perempuan itu sudah membalikkan badan dan menatapku dengan
tatapan yang tajam.
“Eh, saya…”
aku panik.
“Jangan
ganggu bunga mawarku! Tanam dan rawatlah bungamu sendiri!” suara parau nenek
itu membuat telingaku ngilu.
Nenek itu
menyodorkan sebuah bungkusan. Beberapa detik setelah bungkusan itu berada di
tanganku, aku kehilangan keseimbangan
Yang selanjutnya kulihat adalah sinar mentari
yang menerobos jendela kamarku.
***
KRIIIING!
Alarm handphone-ku berdering. Aku bangkit dari
tempat tidur dan merasakan sesuatu di bawah punggungku.
Bungkusan itu?!
***
Ternyata
bibit bunga mawar.
Setelah kurawat
selama berbulan-bulan, mawar itu mulai merekah malu-malu. Penantian itu
terbayar sudah. Mawar merah yang cantik kini menghiasi halaman rumahku.
Meskipun ukurannya masih kecil, tanaman ini terlihat sangat segar dan anggun.
Kalau kamu seorang manusia, pasti aku
akan segera melamarmu… aku bergumam.
***
Dimana aku?
“Hai, Rama…”
suara seorang perempuan mengejutkanku.
“Eh… Kamu…
S-siapa?”
Perempuan bergaun merah itu
tidak menjawab. Matanya menatap lurus ke arahku.
Ya Tuhan, bagaimana mungkin ada
makhluk seindah ini di tengah hutan?
“Terima
kasih telah merawatku. Kamu sungguh manusia yang baik hati, Ram.” perempuan itu
tersenyum. Manis sekali.
Aku yang
masih kebingungan kemudian diajak mengelilingi hutan. Ternyata hutan ini tak
seburuk yang kubayangkan. Atau… Karena ada perempuan ini di sampingku?
“Ehem,
ngomong-ngomong namamu siapa?” tanyaku memberanikan diri.
“Mawar.” Jawabnya
sambil tersenyum ke arahku.
Aku
tercekat, menyadari sesuatu yang ganjil di sini.
***
“Ramaaaa!
Bangun!” ibuku berteriak di depan pintu kamarku.
Sial. Ternyata mimpi!
Aku membuka
pintu kamar dengan malas-malasan. Di ruang tamu, ibuku sedang berbicara dengan
seseorang.
“Nah, ini
anak laki-laki saya. Ayo Rama, kenalan dulu…”
Napasku
berhenti ketika mataku bertemu dengan mata indah itu. Perempuan berbaju merah itu tersenyum ke arahku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar