Minggu, 29 September 2013

Mendengarkanmu

Mungkin ini salah satu tindakan fatalku.
Menulis kata-kata penuh ambiguitas dalam buku catatanmu. Hingga pada hari ini, kaupertanyakan makna kalimat-kalimat itu...
dan kusambut dengan keheningan. Aku sungguh tak tahu hendak menjawab apa dan bagaimana. Aku hanya menuliskan apa yang kurasa. Aku yang mendengarkanmu, pun ingin kaudengarkan. Ingin sekali... tetapi aku tak bisa sebebas itu.

Ketika kau ceritakan tentang sosok itu, seseorang yang (mungkin) kaucintai, aku mendengarkan. Namun, sungguh aku tak mampu bercerita tentang seseorang yang mengganggu perasaanku belakangan ini. Aku tidak bisa menceritakannya kepadamu, seperti kaubercerita kepadaku.

Karena...
Bagaimana mungkin aku bercerita tentang dirimu kepada dirimu sendiri? Bagaimana mungkin aku bercerita kekecewaan dan kepiluan yang kurasakan karenamu, kepada dirimu sendiri?

Kau tidak akan mengerti semua ini.
Biarlah, hanya aku satu-satunya di sini yang mengerti, tanpa harus kaumengerti.
Tetaplah bercerita di sini.
Janjiku satu: mendengarkanmu.