secarik kenangan bergoreskan kisah tanpa judul
biarkan mendekam dalam sepi
tanpa arti; berdiam diri
memberi ruang pada bayang yang memantul
membatasi batas, menyelami kedangkalan
agaknya segala terasa hambar
serupa tak tergenggamnya angan
bergemul dalam rangkaian mimpi dengan sabar
bahkan ketika aku pun menyadari
dulu tak ada aku; tak ada kita
kau tak menyertakan aku dalam sebaris mimpi
yang kau rangkai secara sempurna
awanku runtuh menjadi gerimis
kau tak menginginkan basah
aku menepis
mengapa jadi serbasalah?
punggungku memunggungimu
hadirkan dulu aku dalam mimpimu
barulah kau datangi aku
memohon agar kembali padamu
menciptakan berlembar-lembar halaman mimpi
kita; bukan kau
tak kuinginkan kebersamaan semu
karena nyata dapat dirasakan sampai mati, nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar