Pagi selalu memiliki misteri tentang ruang ingatan yang seharusnya terkunci rapat. Membangkitkan gejolak yang selalu kauhindari pada malam sebelumnya. Bagaimana langit membiru, padahal separuhnya masih menyimpan gelap? Bagaimana semesta sepakat untuk mengingatkanku padamu? Apa daya mengelak, bila kenyataannya, pagi selalu dapat menerima maaf tak bertuan. Pagi, aku tak ingin terjebak dalam misteri ini lagi. Izinkanlah aku menyendiri.
Tanpa pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar