Sabtu, 17 November 2012

Bibit Mawar


Dimana aku?
Terlihat seorang wanita renta sedang menyirami bunga. Bunga itu berwarna merah. Siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona oleh keindahan warna kelopak bunga itu. Aku pun mendekati nenek itu.
Belum sampai aku mendekatinya, perempuan itu sudah membalikkan badan dan menatapku dengan tatapan yang tajam.

“Eh, saya…” aku panik.
“Jangan ganggu bunga mawarku! Tanam dan rawatlah bungamu sendiri!” suara parau nenek itu membuat telingaku ngilu.

Nenek itu menyodorkan sebuah bungkusan. Beberapa detik setelah bungkusan itu berada di tanganku, aku kehilangan keseimbangan
Yang selanjutnya kulihat adalah sinar mentari yang menerobos jendela kamarku.

***

KRIIIING!
Alarm handphone-ku berdering. Aku bangkit dari tempat tidur dan merasakan sesuatu di bawah punggungku.
Bungkusan itu?!

***

Ternyata bibit bunga mawar.
Setelah kurawat selama berbulan-bulan, mawar itu mulai merekah malu-malu. Penantian itu terbayar sudah. Mawar merah yang cantik kini menghiasi halaman rumahku. Meskipun ukurannya masih kecil, tanaman ini terlihat sangat segar dan anggun.
Kalau kamu seorang manusia, pasti aku akan segera melamarmu… aku bergumam.

***

Dimana aku?

“Hai, Rama…” suara seorang perempuan mengejutkanku.
“Eh… Kamu… S-siapa?”

Perempuan bergaun merah itu tidak menjawab. Matanya menatap lurus ke arahku.
Ya Tuhan, bagaimana mungkin ada makhluk seindah ini di tengah hutan?

“Terima kasih telah merawatku. Kamu sungguh manusia yang baik hati, Ram.” perempuan itu tersenyum. Manis sekali.

Aku yang masih kebingungan kemudian diajak mengelilingi hutan. Ternyata hutan ini tak seburuk yang kubayangkan. Atau… Karena ada perempuan ini di sampingku?

“Ehem, ngomong-ngomong namamu siapa?” tanyaku memberanikan diri.
“Mawar.” Jawabnya sambil tersenyum ke arahku.

Aku tercekat, menyadari sesuatu yang ganjil di sini.

***

“Ramaaaa! Bangun!” ibuku berteriak di depan pintu kamarku.

Sial. Ternyata mimpi!
Aku membuka pintu kamar dengan malas-malasan. Di ruang tamu, ibuku sedang berbicara dengan seseorang.

“Nah, ini anak laki-laki saya. Ayo Rama, kenalan dulu…”

Napasku berhenti ketika mataku bertemu dengan mata indah itu. Perempuan berbaju merah itu tersenyum ke arahku.

“Mawar…” ucapnya sambil mengulurkan tangan ke arahku.



Tidak ada komentar: