Kamis, 01 November 2012

Pengkhianatan Sederhana

Pagi ini, harusnya aku menerima sebuah ucapan selamat pagi
dan secangkir teh manis hangat darimu
sementara kamu menyiapkan sarapan untukku,
mataku akan terpaku memandangi lengkung bibirmu
sepasang mata yang teduh
lalu tersajilah sepiring nasi goreng sederhana buatanmu
tanpa bumbu penyedap
yang terasa nikmat karena cinta


Siang ini, harusnya kamu meneleponku
sekadar bertanya tentang pekerjaanku
sudahkah aku makan siang
atau bercerita tentang hal konyol yang berujung pada kalimat:
aku mencintaimu


Sore ini, harusnya kamu membukakan pintu rumah untukku
menyambut dengan sebuah kecupan lembut di punggung tanganku
dan kemudian lelahku sirna
setelah meneguk segelas es sirup buatanmu
yang sederhana
es sirup rasa cinta


Malam ini, harusnya kamu menyandarkan kepalamu di bahuku
menikmati semilir angin malam
di teras rumah kita
yang sederhana
beratap kesetiaan
berdinding kasih sayang
lalu, sayup-sayup kamu mulai bernyanyi
mengantarkanku pada dunia yang penuh kedamaian
dan arti "selamanya" bersamamu


Ya, seharusnya seperti itu
sebelum kamu melihat seorang lelaki
sedang memelukku
mengecup keningku
dan sejak saat itu
kamu tidak kembali pulang
ke rumah kita
yang sederhana

Tidak ada komentar: