Sabtu, 17 November 2012

Rindu



Rindu tidak pernah sesederhana ini. Bertemu, tertawa bersama, kemudian saling mengucap sampai bertemu lagi di lain kesempatan. Tidak. Tidak sesederhana itu.
Apalagi, teruntuk rindu yang telah lama tertahan di kerongkongan tanpa sanggup kau ucapkan. Yang membuat lidahmu kelu ketika bertemu langsung dengan sang pelaku. Hatimu luluh, namun senyummu mencoba tetap memperlihatkan lengkungan terbaiknya.
…karena rindu tidak mengenal kata sederhana.
Rindu yang tak memiliki batas. Hingga pada akhirnya, kau terpaksa menenggak rindu itu; sendirian.
Karena seseorang di seberang sana—yang kau harapkan akan membalas rindumu—sedang menikmati rindunya yang lain. Rindu kepada seseorang yang bukan dirimu.
Apakah rindu yang rumit ini hanya milikku? Atau memang milik semua insan yang hatinya telah terpaku pada satu tujuan, namun tak tahu arah kembali?
Ah. Kupikir ‘rindu’ itu hanya sebuah kata lima huruf yang biasa dijadikan puisi. Tak kusangka akan jadi serumit ini.

Tidak ada komentar: