Kamis, 25 Oktober 2012

Anniversary

Dinginnya hembusan angin malam tak menyurutkan niatku untuk menemuimu
malam ini. Aku terlanjur menumpuk rindu ini hingga membatu dan tak
mudah dihancurkan. Kau, alasan sederhana dibalik kerinduan ini.

Tidak ada pertemuan yang terencana. Namun, aku yakin malam ini kau
akan datang ke tempat ini. Tempat yang telah menjadi saksi sejarah
hubungan dua orang manusia yang saling mencinta dan memuja keindahan
tempat ini.

Ah, benar saja. Kulihat seorang pria berkacamata yang berkumis tipis
turun dari sepeda motornya. Itu... Kau. Aku mengucek mata untuk
memastikannya. Benar. Kamu datang malam ini.

Kamu mengambil posisi duduk menghadap ke arah laut. Itu adalah tempat
favorit kita, bukan?
Kemudian kamu mengeluarkan satu buket bunga lily dari dalam tas
jinjingmu. Kamu memandanginya lekat sambil tersenyum tipis. Apakah...
Itu untukku? Kini aku mulai salah tingkah.

Ya, aku tahu malam ini kau akan datang. Setiap tahun, di tanggal yang
sama. Kau selalu setia menikmati debur ombak di malam hari, menikmati
semilir angin yang menerpa wajahmu... Ah, rinduku mulai terobati,
Sayang.

Baru saja aku ingin menghampirimu, sebelum akhirnya seorang wanita
yang tampak anggun dengan dress-nya yang berwarna putih sudah terlebih
dahulu melambaikan tangan ke arahmu.
Siapa dia?

"Kau cantik sekali malam ini, Ly..." ucapmu, sambil menyerahkan buket
bunga yang telah kau siapkan.
"Terima kasih, Mas. Bunga ini indah sekali." wanita itu memandang
kagum pada rangkaian bunga yang ada di tangannya.

Aku belum mengerti. Bukankah selama ini... Kamu selalu datang sendiri
di tanggal pernikahan kita?

"Mbak Nia pasti bahagia pernah memiliki suami sepertimu, Mas." bisik wanita itu.
"Ya, dan sekarang dia juga akan bahagia melihat ada wanita yang
mencintaiku setulus cintanya." katamu, sambil meraih jemari wanita itu
dan kau genggam dengan erat.

Bahagia?
Aku mencoba merapikan harapan-harapan yang telah terangkai. Aku
terisak sambil menuju ke arah laut. Menghilang di antara deburan ombak
yang membisu.

"Ly, kamu lihat itu?!"
"Apa, Mas?"
"Sesosok bayangan mirip almarhumah istriku."

Tidak ada komentar: